Di Balik Tegaknya Disiplin Kampus: Potret Perjuangan Security UMRI

Pekanbaru – Pagi baru saja menyapa Kota Pekanbaru. Langit masih abu-abu, dan jalanan kampus Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) belum ramai oleh suara motor mahasiswa. Namun di pos gerbang utama, security telah bersiap sejak sebelum adzan Subuh berkumandang. Dengan seragam cream rapi dan senter kecil di tangan, Petugas keamanan security — mengecek area kampus.

Lebih dari Sekadar Menjaga

Di UMRI, security bukan sekadar penjaga pintu. Mereka adalah ujung tombak pengamanan kampus yang bertugas menjaga ketertiban, kenyamanan, bahkan menjadi penyambung komunikasi antara mahasiswa, dosen, hingga pihak luar kampus.

Pak Hendra, koordinator keamanan kampus, menjelaskan, “Kalau ada acara besar di Auditorium, kami standby penuh sejak H-1. Kami harus pastikan logistik masuk dengan aman, arus kendaraan tertib, dan tidak ada gangguan selama kegiatan berlangsung.”

Para security juga sering menangani hal-hal di luar tugas formal mereka: membantu mahasiswa yang kehilangan dompet, menjadi penengah konflik, hingga menjadi penenang mahasiswa yang mengalami tekanan mental.

Cuaca Boleh Panas, Hati Tetap Dingin

Menjadi petugas keamanan tidaklah mudah. Mereka harus tetap sabar menghadapi berbagai karakter manusia. Apalagi di lingkungan kampus yang penuh dengan emosi muda.

“Ada yang ditegur karena tidak pakai helm, malah marah. Tapi kami harus tetap tenang, jangan terpancing emosi,” ujar Pak Edi.

Banyak dari mereka merasa bangga karena bisa menjaga tempat di mana ilmu ditebarkan. Mereka merasa dibutuhkan, dihargai, dan menjadi bagian dari cita-cita besar kampus.

Ikatan Emosional dengan Mahasiswa

Tak sedikit mahasiswa yang merasa dekat dengan para security. Bahkan beberapa menganggap mereka seperti keluarga sendiri. Sapaan di pagi hari, teguran santai, hingga sekadar guyonan ringan menjadi bumbu penyemangat.

“Kadang kami bawa makanan ringan buat dititipkan di pos. Kalau hujan, kami numpang berteduh di sana, ngobrol sambil nunggu reda,” kata Rizal, mahasiswa Fakultas Teknik.

Para petugas keamanan UMRI memang sengaja dilatih untuk mengedepankan pendekatan humanis. Bukan menegur dengan amarah, tetapi dengan nasihat dan perhatian.

Harapan dan Tantangan

Meski penuh dedikasi, mereka juga menghadapi tantangan. Masih ada sebagian mahasiswa yang belum memahami pentingnya peran mereka.

“Kami ini bukan siapa-siapa. Tapi kalau kami tidak ada, banyak hal bisa kacau. Karena keamanan itu fondasi dari semua aktivitas kampus,” ungkap Security yang sedang berjaga.

Mereka berharap adanya pelatihan lanjutan, peningkatan fasilitas, dan penghargaan yang lebih jelas agar mereka bisa bekerja lebih maksimal.

Mereka yang Tak Terlihat, Namun Selalu Ada

Security UMRI adalah para pekerja sunyi yang selalu hadir, meski tak selalu terlihat. Mereka berdiri dalam hujan dan terik, berjaga dalam gelap, dan tetap ramah dalam tekanan. Mereka tidak mencari pujian, hanya ingin lingkungan kampus tetap aman, nyaman, dan tertib.

Mereka adalah bagian dari denyut nadi kampus. Di balik seragam biru dan pos jaga yang sederhana, ada jiwa yang besar dan dedikasi yang tak tergoyahkan.

Maka, saat kita masuk gerbang UMRI esok hari, sempatkanlah mengangguk, menyapa, atau sekadar tersenyum. Karena bisa jadi, orang yang menjaga pintu itu sedang menjaga lebih banyak dari yang kita sadari.

error: Content is protected !!
Exit mobile version